Jumat, 18 Mei 2012

data kualitatif


Data Kualitatif

A.           Sumber dan Jenis Data
Menurut Lofland (1984: 47) sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah dokumen.
1.             Kata-kata dan Tindakan
Kata-kata dan tindakan orang0orang yang diamati atau diwawancarai merupakan data utama yang dicatat melalui catatan tertulis atau melalui perekaman video/audio tape, foto, atau film.
Pencatatan melalui wawancara merupakan hasil usaha gabungan dari mengamati, mendengar, dan bertanya.
2.             Sumber Tertulis
Sumber tertulis dapat dibagi menjadi sumber buku dan majalah ilmiah, sumber  dari arsip, dokumen pribadi, dan dokumen resmi. Sumber tertulis juga dapat tersedia pula di Lembaga Arsip Nasional, dan dari arsip itu dapat diperoleh informasi tentang lingkaran keluarga subjek yang sedang diteliti.
Sumber tertulis lainnya adalah dokumen pribadi, yang ditulis tentang diri sendiri. Dokumen ini dapat berupa surat, buku harian, anggaran penerimaan dan pengeluaran diri, cerita seseorang tentang keadaan lokal.
Dokumen resmi misalnya laporan rapat, bulletin resmi, buku peraturan dan tata tertib, dan lain-lain.

3.             Foto atau Rekaman Handicam
Foto menghasilkan data deskriptif yang cukup berharga dan sering digunakan untuk menelaah segi-segi subjektif dan hasilnya sering dianalisis secara induktif. Ada dua kategori foto yang dimanfaatkan dalam penelitian kualitatif, yaitu:
a.              Foto yang dihasilkan orang (album foto keluarga, album foto instansi dan sekolah).
b.             Foto yang dihasilkan oleh peneliti sendiri
4.             Data Statistik
Data statistic merupakan sumber data tambahan bagi keperluannya, misalnya dapat membantu member gambaran tentang kecenderungan subjek pada latar penelitian.
Walaupun data statistic dapat membantu peneliti, hendaknya peneliti menyadari bahwa statistic pada umumnya berlandaskan paradigma yang mengutamakan generalisasi sehingga dapat mengurangi makna subjek secara perseorangan dalam segala liku kehidupan.

B.            Peran Manusia sebagai Instrumen Penelitian
Kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif cukup rimut. Peneliti merupakan bagian dari perencanaan, pelaksana pengpulan data, analisis, penafsiran data, dan pada akhirnya menjadi pelapor hasil penelitiannya. Instrument penelitian di sini dimaksudkan sebagai alat mengumpulkan data seperti tes pada penelitian kualitatif. Ada tiga hal yang dibahas, yaitu ciri-ciri umum, kualitas yang harapkan, dan kemungkinan peningkatan manusia sebagai instrument.
1.             Ciri-ciri Umum Manusia sebagai Instrumen.
a.              Responsive. Manusia sebagai instrument rensponsif terhadap lingkungan dan terhadap pribadi yang menciptakan lingkungan. Manusia tidak hanya responsive terhadap tanda-tanda tetapi menyediakan tanda-tanda kepada orang-orang.
b.             Dapat menyesuaikan diri. Manusia sebagai instrument hampir tidak terbatas dapat menyesuaikan diri pada keadaan dan situasi pengumpulan data. Misalnya, ia dapat menilai tingkat karya seni hanya dengan melihat perhiasan dirumah. Jadi, manusia sebagai peneliti dapat melakukan beberapa tugas pengumpulan data sekaligus.
c.              Menekankan keutuhan. Manusia sebagai instrument memanfaatkan imajinasi dan kreatifitasnya dan memandang dunia ini sebagai sesuatu keutuan. Jadi sebagai konteks yang berkesimabungan, mereka memandang dirinya sendiri dan kehidupannya sebagai sesuatu yang riil, dan mempunyai arti.
d.             Mendasarkan diri atas perluasan pengetahuan. Sewaktu peneliti melakukan fungsinya sebagai pengumpul data dengan menggunakan berbagai metode, tentu saja ia dibekali dengan pengetahuan dan latihan-latihan yang diperlukan.
e.              Memproses data secepatnya. Data yang diperolehnya diproses secepatnya, kemudian menyusunnya kembali, mengubah arah inkuiri atas dasar penemuannya, merumuskan hipotesis sewaktu di lapangan, dan mengetes hipotesis pada respondennya.
f.              Memanfaatkan kesempatan untuk mengklarifikasikan dan mengikhtisarkan. Peneliti mempunyai kemampuan untuk menggali lebih dalam, menghaluskan, ataupun menguji dengan silang informasi yang mulanya meragukan baginya. Kemampuan mengikhtisarikan setidaknya bermanfaat untuk, yaitu mengecek kembali keabsahan data yang diperoleh, memperoleh persetujuan dari subjek tentang apa yang dikemukakan sebelumnya, dan memberikan kesempatan kepada subjek untuk dapat mengungkapkan pokok penting tentang apa yang belum tercakup pada yang diikhtisarkan.
g.             Memanfaatkan kesempatan untuk mencari respon yang tidak lazim dan idiosinkratik. Kemampuan peneliti bukan menghindari melainkan mencari dan berusaha menggalinya lebih dalam.
2.             Kualitas Pribadi Peneliti
Hubungan yang memerlukan kualitas pribadi peneliti terutama pada waktu proses wawancara. Kualitas pribadi itu meliputi : toleran, sabar, menunjukkan empati, menjadi pendengar yang baik, manusiawi, bersikap terbuka, jujur, objektif, penampilannya menarik, mencintai pekerjaannya, senang berbicara, dan lain-lain.



3.             Peningkatan Kemampuan Peneliti sebagai Istrumen
Kemampuan peneliti dapat ditingkatkan dengan mencari situasi baru untuk memperoleh pengalaman, kemudian mencatat apa yang terjadi, dan mewawancarai  beberapa orang. Cara lain adalah melatih kemampuan secara khusus dalam situasi buatan, seperti mengadakan wawancara, melakukan pengamatan pada berbagai situasi, melatih cara mendengarkan, dan hal tersebut dilakukan atas bimbingan orang yang berpengalaman.

C.    Catatan Lapangan
1.             Pengrtian dan Kegunaan
Catatan yag di buat di lapangan sangat berbeda dengan catatan lapangan .Catatan itu beripa coretan seperlunya yang sangat di persingkat ,berisi kata  - kata inti, rase, pokok–pokok isi pembicaraan atau pengamatan, mungkin gambar, sketsa, sosiogram, diagram dan lain – lain. Catatan itu berguna sebagai alat pelantara antara yang apa dilhat, didengar, dirasakan serta dicatat dalam bentuk “catatan lapangan “.
Catatan itu di ubah kedalam catatan lengkap dan dinamakan catatan lapangan setelah peneliti tiba dirumah .Catatan lapangan menurut Bogdan dan Biklen (1982:74),adalah catatan yang di tulis tentang apa yang di dengar ,dilihat,dialami,dan di pikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap dat dalam penelitan kualilatif.

2.             Bentuk dan Model
a.              Bentuk Catatan Lapangan
Bentuk pada dasarnya adalah wa’ah catatan lapangan yang terdiri dari halaman depan dan halaman – halaman berikutnya desertai  Petunjuk paragraf dan baris tepi.
Halaman pertama :Pada halaman pertama setiap catatan lapangan diberi judul informasi  yang dijaring ,waktu yang terdiri dari tanggal dan jam dilakukan pengamatan dan waktu menyusun catatan lapangan ,tempat dilaksanakan pengamatanitu,dan diberi nomer urut sebagai bagian dari keseluruhan perangkat catatan lapangan.
Alenia dan batas tepi : Alenia atau paragraf dalam catatan lapangan memegang peranan khusus dalam kaitanya dengan analisa data .Untuk itu setiap kali menuliskan satu pokok  persoalan ,peneliti harus membuat alenia baru.
Batas tepi  kanan catatan  lapangan harus diperlebar dari biasanya karena aka digunakan untuk memberikan kode pada waktu analisis.
Kode tersebut berupa nomor dan judul – judul  tertentu.Atas dasar memberi kode dengan judul – judul tersebut dapat deperikirakan berapa lebarnya bats tepi yang perlu disisakan .

b.             Model Catatan Lapangan
Menurut Schaltman dan Staruss (1973:99-1010,model catatan lapangan, meliputi:
1)             Catatan Pengamatan (CP)
2)             Catatn Teori
3)             Catatan Metodologi

3.             Isi
Pada dasarnya catatanlapanganberisi dua bagian .Pertama bagiiian deskriptif yang berisi gambaran tentang latar pengamatan  oran ,tndakan ,dan pembicaraan .Kedua ,bagian reflektif yang bersikan kerangka berfikir dan pendapat peneliti ,gaasan ,dan kepedulianya (Bogdan dan Biklen,1982:84-89)
a.              Bagian Deskriptif
Bagian inilah yang terpanjang yang berisi semua peristiwa dan pengalaman yang didengar dan dlihat serta dicatat selengkap dan seobjektif mungkin
1)             Gambaran diri subjek
2)             Rekonstruksi dialog
3)             Deskripsi latar fisik
4)             Catatan tentang peristiwa khusus
5)             Gambaran Kegatan
6)             Prilaku  Pengamatan

b.             Bagian Reflektif
Pada bagian ini disediakan tempat khusus yag engambarkan sesuatu yang berkaitan dengan pengamat itu sendiri .Bagian ini berisi spekulasi,perasaan ,masalah,ide sesuatu yang mengarahkan ,kesan dan prasangka.Catatan itu berisi pula sesuatu yang di usulkan untuk dilaksanakan dalam penelitian yang akan datang ,dan juga bearti pembeulan atascatatan dalam lapangan .Tujuan bagian refleksi ialah untuk memperbaiki catatan lapangan dan untuk memperbaiki kemampuan melaksanakan  studi di kemudian hari.

4.             Fase Penulisan dan Pemaketan Catatan Lapangan
Kiranya adaanfaatnya  bagi peneliti jika mempelajari beberapa petunjuk yang diberikan oleh Bogdan dn Biklen (1982:91-92) seperti berikut
a.              Catatan lapangan agar langsung dikerjakan ,jangan menunda sedikitpun .Makin ditunda,makin kecil daya peneliti untuk mengingat sehingga makin sukar mencatat sesuatu secara baik dan tepet.
b.             Jangan berbicara kepada siapapaun sebelum peneliti menyusun catatan lapangan .Membicarakan kepada orang lain akan mencamur adukan fakta yang diperoleh dengan sesuatu dari pembicaraan .
c.              Carilah tempat sepi yang memadai yang tidak terjankau oleh ganguan ,dan siapkan lah deengan secukupnya alat – alat yang  diperlukan
d.             Jika  peneliti untuk pertama kali berada di lapangan dan hendak mengerjakan penelitian semacam itu,sediakan waktu secukupnya untuk keperluan pembuatan catatan lapangan tersebut .Bagi peneliti pemula ,waktu untuk mengerjakan catatan lapangan hendaknya disediakan sebanyak tiga kali lipat dari yang biasa ,dan lama – kelamaan waktunya akan semakin singkat.
e.              Mulailah dengan membuat kerangka ,kemudian kerangka itu di perluas dengan coretan seperlunya ,tetapi kesmuanya harus dirutkan secara kronologis .Setelah gambaran menjadi lengkap ,barulah mengetik .Sepert yang telah dikemukakan ,gunakanlah kata – kta yang konkret,jangan yang abstrak .
f.              Selain secara kronologis ,dapat pula disusun berdasarkan judul – judul pilihan yang baik di antara keduanya terserah kepada peneliti.
g.             Biarkanlah”percakapan”dan “peristiwa” yang dialami mengalir dari dalam penelti kejari – jemari dan seterusnya keatas di atas mesin ketik .
h.             Jika bagian tertentu telah selesai dan ternya peneiti lupa akan sesuatu ,jangan ag untuk menambahkanya .Jika selesai satu catatan lapangan dan juga masih ada yang terlupakan segeralah memasukannya ,tetapi cukup pada bagian belakangnya saja.
i.               Pekerjaan menyusun lapangan merupakan pekerjaan yang memakan waktu dan  tenaga ,malahan sesuatu saat akan menimbulkan kebosanan .sadarilah hal ini dan usahakan mencari jalan dan cara untuk mengatasinya. 

0 komentar: