BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi mempercepat modernisasi disegala bidang. Berbagai
perkembangan itu, semakin kuat sejalan dengan tuntutan reformasi dan
globalisasi. Untuk itu, mutlak diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang
berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas mampu mengembangkan potensi
yang dimiliki untuk kemajuan bangsa dan Negara.
Salah satu upaya
membina SDM yang berkualitas, adalah melalui pendidikan dan pelatihan. Baik
yang diberikan melalui pendidikan formal di sekolah maupun pendidikan di
lingkungan masyarakat. Sasaran dari setiap pendidikan dan khususnya pelatihan
selain merupakan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, meningkatkan harkat dan
martabat manusia, tercapainya peningkatan kehidupan manusia kearah yang lebih
sempurna, baik kuantitatif maupun secara kualitatif juga sebagai pendorong
manusia dalam memenuhi kebutuhan diriya sebagai makhluk individual dan makhluk
social yaitu agar mau dan mampu hidup dalam lingkungan social atau lingkungan
pekerjaannya dengan baik sehingga dia juga mampu menyesuaikan diri dengan
tuntutan lingkungannya.
Oleh karena itu, melalui
kegiatan pelatihan diharapkan dapat mendayagunakan, meningkatkan kemampuan dan
meningkatkan pembinaan lingkungan kerja sehingga mampu menghasilkan Sumber Daya
Manusia yang bermutu dalam suatu organisasi khususnya dalam pekerjaannya.
Cukup banyak
kegiatan pendidikan dan pelatihan yang diadakan suatu lembaga umum maupun
lembaga khusus untuk meningkatkan kualitas organisasi sesuai dengan kebutuhan,
namun tak sedikit pula merasakan bahwa pendidikan dan pelatihan yang diikuti
kurang sesuai dengan kebutuhan mereka. Untuk mengantisipasi agar tidak terjadi
masalah-masalah dalam pelatihan tersebut maka perancang dan penyelenggara
pelatihan perlu memahami terlebih dahulu tentang konsep pelatihan sehingga
mampu memahami prinsip-prinsip pendidikan yang ada pada peltihan serta tujuan
dari pelatihan itu sendiri baik dari segi organisasi maupun sisi karyawannya.
2. Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat diambil
rumusan masalah sbb :
a.
Bagaimana
prinsip-prinsip yang perlu dipahami perancang dan penyelenggara pada pendidikan dan pelatihan ?
b.
Apa tujuan yang
akan dicapa dari diadakannya pendidikan dan pelatihan ditinjau dari sisi organisasi
ataupun sisi karyawan ?
3. Tujuan
Tujuan dari
penulisan ini adalah :
- Untuk memberikan informasi tentang prinsip-prinsip pendidikan dan pelatihan.
- Untuk menjelaskan tujuan diadakannya pendidikan dan pelatihan ditinjau dari sisi organisasi dan karyawan.
BAB II
Pembahasan
A.
Prinsip – prinsip Pendidikan dan pelatihan
Pendidikan
dan pelatihan saat ini sudah merupakan suatu kaharusan dilakukan oleh suatu
organisasi dan tidak dapat diabaikan, karna hal ini dapat dipandang sebagai
penanaman modal (investasi). Pendidikan dan pelatihan yang terencana secara
teratur akan dapat meningkatkan keemampuan dan keterampulan kerja yang
sekaligus mengarah kepada peningkatan produktifitas kerja. Dalam istilah lain
dapat kita katakan bahwa tingkat penghasilan seseorang meningkat sejalan dengan
bertambahnya tingkatan pendidikan dan pelatihan (Tjiptoherijanto, 1989). Oleh
karna itu sangat masuk akal bila pendidikan dan pelatihan haruss diperhatikan
secara serius dengan prinsip-prinsip :
1.
Diklat Sebagai
Penyempurnaan
keluaran pendidikan formal pada umumnya masih dalam
kedaan siap latih. Terlebih lagi karena pendidikan di Indonesia masih besifat
massal karena sangat mengulamakan pemerataan. Mereka belum siap dan mampu
,untuk memegang jabatan tertentu. Oleh karena itu sumber daya manusia ini masih
harus disempurnakan dalam satu diklat yang terprogram.
2.
Diklat sebagai
pelayanan kemajuan IFTEK.
Ledakan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak dapat di
hindari lagi. sehinaga apa yang dipelajari di bangku sekolah tahun ini mungkin
telah berubah dan mesti diperbaiki. Menurut Chandler, "tiap tahun ilmuan
menemukan fakta - fakfa baru dan menyusun kembali yang loma, sehingga mengubah
bahan - bahan pelajaran di semua bidang" (Nurtain, 1983 : 85). Karena
pesatnya perkembangan IPTEK itu, maka karyawan suatu organisasi perlu
ditingkatkan kemampuannya untuk melayani kemajuan IPTEK.
3. Diklat sebagai wahana promosi
Organisasi harus selalu ditingkatkan mutu perayanannya
pada setiap tingkatan jabatan yang ada dalam organisasi itu. Makin tinggi
jabatan, makin dibutuhkan yang makin berkualitas. Menduduki jabatan yang lebih
tinggi merupakan promosi bagi karyawan yang bersangkutan. Peningkatan kualitas
karyawan, pada umumnya diperoleh melalui pendidikan dan latihan yang
direncanakan secara sistematis.
4. Diklat sebagai pemenuh Aspirasi Masyarakat
Untuk mendapatkan pelayanan yang cepat dan tepat sudah
sangat mendesak. Masyarakat dalam era inforrnasi dan komunikasi yang sangat
cepat ini mau membayar lebih mahal asal urusan mereka dapat diselesaikan dengan
cepat. Ramainya took - took swalayan, semakin tinggi minat masyarakat untuk
membuka rekeningnya melalui ATM merupakan contoh bahwa seliap orang ingin
mendapat pelayanan yang cepat dan unggul ini hanya mungkin dilayani oleh
karyawan yang mampu dan terampil melalui penddikan dan pelatihan.
5. Diklat sebagai pemasok ide Inovatif
Agaknya mustahil pembaharuan dilaksanakan dalam kegiatan
rutin. Biasanya kegiatan rutin
menimbulkan kejenuhan yang menghalangi kemajuan lembaga atau organisasi. Oleh
karena itu diperlukan penyegaran berupa ide inovatif yang sering diperoleh
melalui pendidikan dan pelatihan.
6. Diklat Sebagai Pengembang Keterampilan
tugas - tugas dalam
lembaga atau suatu organisasi seringkali memerlukan keterampilan khusus. Oleh karena itu, karyawan yang
akan menangani tugas itu harus mendapatkan pendidikan dan latihan khusus pula.
Tanpa pembinaan dan pengembangan keterampilan ini dapat diramalkan
produktifitas kayawan akan menurun.
7. Diklat sebagai
Prantara pendidikan seumur hidup
Pendidikan dan Pelatihan diperlukan tidak hanya sampai
selesai belajar di sekolah dan perguruan tinggi. Semua orang memerlukan diklat
baik untuk kepentingan diri sendiri maupun untuk kelompok masyarakat. Idealnya,
setiap manusia harus selaiu berusaha agar dirinya dimasa depan akan lebih baik
daripada hari ini. Setiap manusia idealnya selalu berikrar, bahwa dalam setiap
melakukan pekerjaan masing - masing ia semakin lama akan makin mahir, makin
professional (Mukhtar Bukhari, 1994). Dengan demikian mahir professional
seseorang dapat ditata dalam suatu diklat.
8.
Diklat sebagai Pembentukan Etos Kerja Bermutu.
Kecendrungan dan semangat kerja karyawan melakukan suatu
tugas tidak timbul dengan sendirinya, malainkan perlu dipupuk dan disempurnakan
melalui berbagai kegiatan penyegaran yang direncanakan secara matang. Dalam
penyegaran dan pelatihan yang dikoordinasi dengan baik dapat diharapkan etos
kerja karyawan dapat meningkat.
B.
Tujuan
Secara
umum tujuan prograrn latihan dan
pengembangan dalarn suatu organisasi adalah untuk rnenutup
"gap" antara kecakapan atau kemampuan karyawan dengan permintaan
jabatan dan meningkat efesiansi dan aktifitas kerja '
karyawan dalam mencapai sasaran kerja yang ditetapkan.
Secara khusus tujuan diadakannya program
pendidikan dan pelailhan dapat ditinjau dari dua sisi yaitu : organissasi dan
karyawan. Dilihat dari sisi organisasi tujuan pendidikan dan pelatihan
diantaranya sebagai berikut :
1.
Tujuan Pendidikan
dan pelatihan dari sisi organisasi diantaranya sebagai berikut :
a.
Peningkatan Produktifitas Kerja Organisasi Hal itu secara umum dapat dicapai antara lain karena
tidak terjadinya pemborosan, karena kecermatan melaksanakan tugas. Tumbuh
suburnya kerjasama antara berbagai satuan kerja yang melaksanakan kegiatan yang
berada dan bahkan spesialistik. Di samping itu, juga meningkatkannya tekad
mencapai sasaran yang telah ditetapkan serta lancarnya koordinasi sehingga
organisasi bergerak sebagai suatu kesatuan yang bulat dan utuh.
b.
Terwujudnya hubungan yang serasi antara tasan dan bawahan Antara
lain karena pendelegasian wewenang, interaksi yang didasarkan pada sikap dewasa
baik secara teknikal maupun intelektual. Demikian juga adanya perasaan saling
menghargai dan kesempatan bagi karyawan untuk berfikir dan bertindak secara
inovatif.
c.
Tejadinya pengarnbilan keputusan
yang lebih cepat dan tepat karena melibatkan para pegawai yang bertangguna jawab
menyelenggarakan kegiatan-kegiatan operasional dan tidak sekedar diperintah
manajer.
d.
Meningkatkan semangat kerja seluruh tenaga
kerja dalam organisasi dengan komitmen organisasional yang lebih tinggi
e.
Mendorong sikap keterbukaan manajemen melalui
penerapan gaya manajerial yang partisipatif.
2. Selanjutnya
dari sisi karyawan, tujuan pendidkan dan pelatihan diantaranya adalah :
a.
Membantu para
pegawai mernbual keputusan lebih baik.
b.
Meningkatkan
kemarnpuan para pekerja menyelasaikan berbagai masalah yang di hadapinya.
c.
Terjadinya
Internalisasi dan operasionalisasi factor - factor motifasional.
d.
Timbulnya dorongan dalam diri para pekerja untuk
terus meningkatkan kemampuan kerjanya.
e.
Peningkatan
kemampuan para pegawai untuk mengatasi stress, frustasi, dan konflik yang pada
gilirannya memperbesar rasa percaya diri sendiri.
f.
Tersedianya
informasi tentang berbagai program yang dapat dimanfaatkan oleh para pegawai
masing - masing secara teknikal dan intelektual.
g.
Meningkat kemampuan
kerja.
h.
Semakin besarnya
pengakuan atas kernampuan sesorang.
i.
Semakin besarnya
tekad para pekerja untuk lebih mandiri.
j.
Mengurangi
ketakutan terhadap lugas - tugas baru di masa depan.
BAB IV
Penutup
1.
Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat kita simpulkan
bahwa dengan adanya pendidikan dan pelatihan dapat meningkatkan keemampuan dan
keterampulan kerja yang sekaligus mengarah kepada peningkatan produktifitas
kerja. Juga dapat menciptakan sumber daya manusia
yang berkualitas mampu mengembangkan potensi yang dimiliki untuk kemajuan
Bangsa dan Negara.
Daftar Pustaka
Vitman, Marlin.
Diktat Manajemen Sistem kepelatihan. Baturaja : Prodi TP FKIP