A. Alasan Perlunya Pengamatan
Observasi adalah metde atau cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingakah laku dengan melihat ata mengamati individu atau kelompok secara langsung (Ngalim Purwanto, 1985). Metode ini digunakan untuk melihat dan mengamati secara langsung keadaan dilapangan agar penilti memperoleh gambaran data yang lebih luas tentang permasalahan yang diteliti.
Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Pada pengamatan ini tahapan yang dilakukan meliputi pengamatan secara umum mengenai hal-hal yang sekiranya ada kaitanya dengan masalah yang diteliti, setelah itu dimulai dengan mengidentifikasi aspek-aspek yang menjadi pusat perhatian, kemudian dilakukan pembatasan objek pengamatan dan dilakukan pencatatan.
Beberapa alasan mengapa dalam penelitian kualitatif, pengamatan dimanfaatkan sebesar-besarnya seperti yang dikemukakan oleh Guba dan Lincoln (1981 : 191-193)
1. Teknik pengamatan ini didasarkan atas pengalaman secara langsung.
2. Teknik pengamatan ini juga memungkinkan melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan sebenarnya.
3. Pengamatan memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dan situasi yang berkaitan dengan pengatahuan proposional maupun pengetahuan yang langsung dari data.
4. Sering terjadi ada keraguan pada peneliti, jangan-jangan pada data yang dijaringnya ada yang “menceng” atau bias.
5. Teknik pengamatan memungkinkan peneliti mampu memahami setuasi-situasi yang rumit.
6. Dalam kasus-kasus tertentu dimana teknik komunikasi lainya tidak dimungkinkan, pengamatan dapat menjadi alat yang sangat bermanfaat.
Pengamatan baru bisa dikatagorikan sebagai teknik pengumpulan data, jika pengamatan mempunyai kriteria sebagai berikut :
a. Sebelum melakukan pengamatan, peneliti telah merencanakan secara sistematik berbagai hal yang yakan diamati yang tertuang dalam pedoman pengamatan.
b. Pengamatan harus dilakukan sesuai dengan tujuan penelitian yang telah ditentukan sebelumnya.
c. Pada waktu melakukan pengamatan, peneliti melakukan pencatatan dalam bentuk catatan lapangan.
d. Pada waktu melakukan pengamatan, peneliti juga melakukan kontrol terhadap hasil pengamatan, sehingga memperoleh validitas dan reliabilitanya.
Beberapa ciri umum metode observasi dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut:
(a). Hal-hal yang hendak diamati harus jelas sehingga tidak terjadi kesalahan dalam proses pengamatan.
(b). Perilku subjek yang diamati bisa dibuat dalam kategori-kategori.
(c). Unit yang digunakan dalam mengukur perilaku harus ada.
(d). Derajat inferensi yang diinginkan harus jelas diketahui
(e). Harus punya derajat terapan atau generalisasi.
(f). Jenis serta besar sampel yang hendak diamati harus ditentukan.
(g). Pengamatan harus reliabel dan valid.
B. Tahap-tahap Pengamatan
Tahap-tahap pengamatan meliputi :
1. Pengamatan deskriptif
a. Dilaksanakan pada tahap eksplorasi secara umum
b. Memperhatikan merekam sebanyak mungkin aspek elemen situasi sosial yang diamati, sehingga diperoleh gambaran yang bersifat umum.
2. Pengamatan terfokus
a. Merupakan kelanjutan dari pengamatn deskriptif
b. Lebih terfokus terhadap detail/rincian-rincian suatu ranah/domain
3. Pengamatn terseleksi
a. Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam analisis kompensional.
b. Komponen-komponen yang diamati sudah tertentu.
Ahli lain membedakan menjadi 4 yaitu :
1). Observasi terbuka
Observasi terbuka dapat dimulai dengan suatu kepala kosong tanpa teori, sehingga pengamat harus berimprovisasi dalam merekam “tonggak-tonggak penting” dalam pegelaran proses sosial yang terjadi.
2). Observasi terfokus
Observasi terfokus merupakan salah satu jenis pengamatan yang secara cukup spesifik mempunyai rujukan pada rumusan masalah atau tema penelitian.
3). Observasi terstruktur
Observasi ini dicirikan dengan adanya tindakan perekaman data secara terstruktur dan rinci.
4). Observasi sistematik
Observasi sitematik dilakukan secara lebih sistematis, peneliti melkukan pengkatagorian kemungkinan bentuk atau jenis data pengamatan secara terstruktur.
C. Strategi Melakukan Observasi
Observasi merupakan upaya yang dilakukan oleh pelaksana penelitian kualitatif untuk merekam segala peristiwa dan kegiatan yang terjadi dengan menggunakan alat bantu atau tidak.
1). Keterampilan Mengobservasi
Salah satu format yang merupakan modifikasi catatan lapangan yang dapat dimanfaatkan oleh peneliti dengan hasil yang menjanjikan adalah jurnal harian.
2). Kemampuan “Menunda” kesimpulan
Pelaksana penelitian harus mempunyai kemampuan untuk memunda semua keputusan yang muncul setelah melakukan pengamatan. Keputusan yang muncul seketika adalah kesimpulan sementara yang tidak boleh diyakini kebenaranya. Kesimpulan ini nelum mempunyai reliabiltas yang tinggi, mengingat data yang hanya diperoleh sekali akan masih sangat mungkin mengalami perubahan.
3). Keterampilan dalam hubungan antar pribadi
Keterampilan peneliti tidak hanya terbatas pada kemampuan peneliti mengikuti penelitian dari awal sampai akhir, akan tetapi juga kemampuan peneliti untuk melakukan hubungan antarpribadi peneliti dan antar peneliti dan subjek peneliti dan subjek yang diteliti. Keterampilan ini penting karena peneliti tidak berhadapan dengan benda mati, akan tetapi berhadapn langsung dengan subjek penelitian yang hidup.
4). Pelaksanaan Observasi
Apabila langkah observasi dilakukan, observer harus mengamati berbagai prose sosial yang terjadi. Observer harus mencatat semua yang terjadi dilapangan, sehingga data yang terkumpul bisa lengkap.
5). Diskusi balikan dengan informan
Diskusi balikan merupakan langkah penting untuk melihat sampai seberapa jauh penelitian dilaksanakan. Begitu juga diskusi ini dapat digunakan untuk mengetahui telah sampai dimana akurasi kesimpulan yang dibuat.
D. Pedoman Pengamatan
Panduan observasi digunakan untuk mendapatkan data hasil pengamatan. Hal-hal yang harus dipersiapkan Sebelum peneliti melakukan observasi adalah :
a. Perlu diklasifikasikan apa saja yang perlu dionservasi.
b. Setiap konsep harus ada kriterianya sehingga observer tidak kehilangan arah.
c. Fenomena dipecah-pecah menjadi kecil, dan tidak terlalu banyak fenomena yang diteliti dalam waktu tertentu sehingga observer tidk kehilngan fenomena lain yang muncul.
Sebelum melakukan observasi perlu uga melakukan pelatihan observasi hal ini perlu manakala dilakukan oleh orang lain seperti asisten peneliti. Tujuan pelatihan ini adalah :
(1). Agar tiap-tiap observer bisa melakukan hal-hal yang sama dengan observer lain.
(2). Mereka perlu dilatih karena dialah yang membuat data sehingga tidak salah dan tidak mengancam hipotesis.
E. Macam-Macam Pengamatan
Bufort Junker (dalam patton, 1980: 131-132) dengan tepat memberikan gambaran tentang peranan peneliti sebagai pengamat sebagai berikut :
a. Berperan serta secara lengkap
Pengamatdalm hal ini menjadi anggota penuh dari kelompok yang diamatinya. Dengan demikian, ia dapat memperoleh informasi apa saja yang dibutuhkannya, termasuk yang dirahsiakan sekalipun.
b. Pemeranserta sebagai pengamat
Peranan peneliti sebagai pengamat dalm hal ini tidak sepenuhnya sebagai pemeran serta tetapi masih melakukan fungsi pengamatan.
c. Pengamat sebagai pemeran serta
Peranan pengamat secara terbuka diketahui oleh umum bahkan mungkin ia atau mereka disponsori oleh para subjek. Karena itu, bermacam informasi termasuk yang rahasia sekalipun dapat dengan mudah diperolehnya.
d. Pengamat penuh
Biasaya hal ini terjadi pada pengamatan sesuatu eksperimen dilaboratorium yang menggunakn kaca sepihak.
1. Observasi berperan serta (Participant Observation)
Dalam observasi ini peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data peelitian. Sambil melakukan pengamatan peneliti ikut melakukan apa yang dilakukan oleh sumber data, dan ikut merasakan suka dukanya.
2. Observasi Nonpartisipan
Kalau dalam observasi partisipan peneliti terlibat langsung dengan aktivitas orang-orang yang diamati maka dalam observasi nonpartisipan peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen.
3. Pengamatan tidak terstruktur
Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang diobservasi. Pada pengmatan tidak terstruktur peneliti tidak mangetahui aspek-aspek apa saja yang diamati. Beberapa hal yang penting diperhatikan dalam pengamatan yang tidak terstruktur adalah
a. Isi dari pengamatan
b. Prosedur pencatatan hasil pengamatan
c. Ketepatan pengamatan
d. Hubungan antara pengamat dan yang diamati
4. Pengamatan Terstruktur
Pengamatan terstruktur adalah pengamatan yag dilakukan secara sistematik, karena peneliti telah mengetahui aspek-aspek apa saja yang relevan dengan masalah serta tujuan penelitian.
F. Isi Pengamatan
Isi pengamatn terstruktur relatif lebih sempit dibandingkan isi pengamatan tidak terstruktur, karena dalam pengamatan terstruktur isi observasi telah direncanakan secara sistematik. Dalam pengamatan yang sistematik, terutama untuk penelitian sosial, menurut Nazir (1984:220) peneliti dapat menggunakan 2 alat yaitu :
1. Sistem kategori
kategorisasi adalah sebuah pernyataan yang menggambarkan suatu kelas fenomena, sehingga perilaku yang diamati dapat dibuat suatu sandi.
2. Racing Scala
Racing Scala adalah sebuah instrumen atau alat yang mewajibkan pengamat untuk menetapkan subjek kepada kategori atau kontinum dengan memberikan nomor atau angka pada kategori tersebut.
G. Pengamatan dan Pencatatan Data
Beberapa petunjuk penting diberikan oleh Guba dan Lincoln (1991:203-206) mengenai pembuatan catatan sebagai berikut :
1. Buatlah catatan. Catatan lapangan adalah alat yang umum digunakan oleh para pengamat dalam situasi pengamatan tak berperanserta.
2. Buku haraian pengalaman lapangan. Buku harian dibuat dalam bentuk yang lebih terorganisasi danharus diisi setiap hari.
3. Catatan tentang satuan-satuan sistematis. Jika peneliti tertarik terhadap suatu tema tertentu, maka ia perlu catatan yang mendetail tentang tema-tema yang sesuai yang muncul.
4. Catatan kronologis dilakukan secara rinci dan secara kronologis dari waktu-kewaktu.
5. Peta konteks, biasanya berupa peta, sektsa, diagram tentang latar penelitian, misalnya latar kelas, tempat bermain, tempat penyimpanan alat.
6. Taksonomi dan sistem kategori, catatan demikian biasanya dibuat pada pengamatan terstruktur yang kategorinya secara taksonomi dibuat mewakili hipotesis yang telah disusun terlebih dahulu.
7. Jadwal, jadwal pengamatan berisi waktu secara mendetail tentang apa yang dilakukan, dimana, bilaman, apa yang diamati, dan semacamnya.
8. Sosiometrik adalah diagram hubungan pembicaraan para subjek, siapa berbicara dengan siapa, siapa berbicara tentang apa, dan siapa bermain dengan apa.
9. Panel, pengamatan yang dilakukan secara berkala terhadap seseorang atau kelompok orang, misalnya dilakukan setiap dua minggu atau setiap bulan, terutama untuk menentukan perubahan-perubahan yang terjadi
10. Balikan melalui kuesioner, kuesioner dibuat untuk diisi oleh pengamat bukan oleh subjek.
11. Balikan melalui pengamat lainnya, pengalaman pengamat lain dapat saling dipertukarkan dengan pengamat sendiri, dan hal itu dapat lebih memperbaiki teknik pengmatanya.
12. Daftar cek, dibuat untuk mengingat pengamat apakah seluruh aspek informasi sudah diperoleh atau belum.
13. Alat elektronik yang disembunyikan, alat ini dpat digunakan jika sistuasi membuat peneliti tidak dapat mengadakan pengamatan sama sekali, misalnya video kamera yang tersembunyi.
14. Alat yang dinamakan “topeng steno”, merupakan alat perekam suara yang dihubungkan secara tersembunyi ari tubuh pengamat dengan tape recorder sehingga tidak menggangu suasana yang diamati.
H. Peran Pengamat
Ada kemungkinan peran pengamat yaitu
1. Peran pengamat pasif
Peran pengamat pasif, hanya diam, mencatat dan memperhatikan ekspresi muka. Namun, perlu diperhatikan bahwa biasanya peranan pasif demikian tidak akan efektf dalam penjaringan data.
2. Peran pengamat aktif
Peran ini biasanya pengamat bertindak aktif tidak hanya mengamati, tetapi dlam keadaan tertentu berbicara, berkelakar dan sebagainya.
I. Beberapa kelebihan dan kelemhan pengamatan
Adapun kebaikan metode observasi dalam penelitian ini dalah :
1. Data obsevasi diperoleh secara langsung dengan mengamati kegiatan praktik peserta, sehingga data tersebut dapat lebih objektif.
2. Data yang diperoleh dari observasi mencakup beberapa aspek kepribadian individu, sehingga dalam pengolahanya tidak berat sebelah.
3. Dalam waktu yang reltif bebas, dalam arti tanpa ada tekanan-tekanan dari luar, individu yang diamati tidak merasa sendirian, ia melakukan kegiatan dan mengekspresikan kebiasaan, minat, serta sifat-sifatnya secra spontan.
Keunggulan lain yang bisa dipetik ketika peneliti melakukan observasi adalah :
a. Bisa merekm data yang bersifat nonverbal
b. Bisa menjaring perilaku seseorang yang terjadi dilingkungan yang alami.
Dari segi pelaksanaan, kelemahan pengamatan terletak pada beberapa hal :
1. Pengamat terbatas dalam mengamati karena peranan dan keduduknnya.
2. Pengamat yang berperanserta sering sukar memisahkan diri walaupun hanya sesaat untuk membuat catatan hasil pengamatanya.
3. Hasil pengmatan berupa sejumlah besar data serimg sukar dan sangat memakan waktu untuk menganalisisnya.
4. Dalam situasi pengamatn berperaserta, pengamat cenderung melakukan pengamatan secra tidak sistematis.
Metode observer tidak lupu dari beberapa kelemahan antara lain :
1. Memerlukan sejumlah skill yang baik, yang harus dapat dipertanggungjawabkan
2. Mengetahui bahwa para observer diselidiki, maka kemungkinan sengaja menimbulkan kesan yang menyenangkan.
3. Tingkah laku yang sama yang dimanifestasikan oleh ebrmacam-macam individu, belum tentu mempunyai arti yang samabagi pengamat-pengamat yang berlainan.
4. Memakan waktu yang relatif lama.
J. Contoh Pedoman Pengamatan
Berikut contoh pedoman pengamatan tentang gerakan sosial masyarakat stren kali (Sunyono, 2005)
1. Pengamatan kehidupan sehari-hari
a. Gambarakan berbagai aktivitas sehari-hari masyarakat stren!
b. Gambarkan berbagai mata pencarian masyarakat stren
c. Gambarkan suasana rumah perhatikan pula rata-rata luas rumah
d. Amati, bebarapa jarak terdekat rumah dengan stren
e. Gambarkan rata-rata taraf hidup masyarakat stren
f. Amati, bagaimana kebiasaan masyarakat dalam membuang sampah
g. Amati bagaimana masyarak mandi, mencuci, dan minum?
2. Pengamatan saat mereka berkumpul (rapat)
a. Amati dengan cermat berbagai perkumpulan yang diadakan oleh masyarakat stren
b. Hal-hal apa saja yang dibicarakan saat mereka melakukan aktivitas bersma
c. Siapa diantara mereka yang menjadi tokoh masyarakat stren
d. Amati, mengapa menjadi tokoh
e. Amati, sampai berapa jauh masyarakat mengikuti apa yang dikehendaki tokoh.
3. Pengamatan saat mereka melakukan aksi
a. Amati siapa yang menjadi tokoh dalam aksi
b. Amati, apa saja yang dianut saat masyarakat stren melakukan aksi
c. Ikuti, kemana saja melakukan aksi
d. Amati bagaimana tokoh gerakan melakukan mobilisasi terhadap masyarakat stren.
e. Amati dengarkan berbagai ideologi yang dikembangkan oleh tokoh.
f. Amati dan dengarkan berbagai isu yang ditonjolkan dalam setiap gerakan
g. Amati dan cata berbagai spanduk, slogan yang dibentangkan oleh masyarakat saat melakukan aksi
h. Amati, apa saja yang dibawa oleh masyarakat saat melakukan aksi, termasuk termasuk cara berorasi
i. Amati, bagaimana tanggapan pihak yang dituju dalam aksi tersebut
4. Pengamatan saat ada LSM advokasi
a. Amati berbagai advokasi yang diberikan oleh LSM terhadap masyarakat stren kali
b. Amati, sejauh mana keterlibatan LSM dalam gerakan yang dilakukan oleh masyarakat stren
RESUME
PENELITIAN KUALITATIF
Mengenai PENGAMATAN

OLEH :
KELOMPOK VII
NAMA : AHMAD SELAMET (0922396)
WINDRI IRAWAN (0922384)
KELAS : C.6.11 B
DOSEN PEMBIMBING : ELFIANA, MP.d
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BATURAJA
2012
DAFTAR PUSTAKA
Basrowi dan Suwandi.2008.Memahami Penelitian Kualitatif.Jakarta:Rineka Cipta